“Aku selalu menyakini bahwa dengan siapapun
itu, setiap tempat yang kudatangi akan selalu meninggalkan tentang kisah,
kenangan, jejak, dan kerinduan”
Saat itu aku dengan ketujuh temanku melakukan
perjalanan dengan tujuan untuk liburan dan
melepaskan kepenatan dari rutinitas keseharian yang terkadang membuat
kami jenuh, lelah, dan rasa malas yang semakin bersarang. Satu-satunya cara
untuk mengembalikan semangat adalah dengan liburan dan kalimat ini sudah
menjadi kepercayaan tersendiri bagi kami ketika sudah berada dalam kejenuhan.
Kami memilih Tanah Toraja sebagai tempat untuk melepas segala kejenuhan,
kelelahan, dan bahkan kemalasan yang kami sering rasakan akhir-akhir ini ketika
bergelut didunia perkuliahan. Oleh karena itu, kami memutuskan untuk menjadikan
Tana Toraja yang kaya dengan tempat wisata dan berbagai budaya disana sebagai
tempat liburan kami. Sekarang, aku tidak akan banyak bercerita tentang
perjalanan kami sampai ke Tanah Toraja seperti apa. Tapi, aku akan menceritakan
perjalanan liburan kami disalah satu tempat yang masih jarang dikunjungi oleh
penikmat wisata yang datang disana. Tempat yang kami maksud adalah Air Terjun
Surambu.
Perjalanan menuju ke tempat Air Terjun Surambu dimulai
hari pertama kami berada disana. Setelah disungguhi dengan pemandangan pagi
yang begitu menyejugkan. Tepat pada pukul 07.15 WITA, kami segera bersiap-siap
untuk melakukan perjalanan menuju ke lokasi. Perjalanan menuju ke lokasi
menghabiskan waktu sekitar 2 Jam dari kota Tana Toraja. Diperjalanan kami
dimanjakan dengan pemandangan alam seperti, gunung-gunung yang berjejeran
membentuk keindahan, langit yang mulai membiru, dan pancaran matahari yang
menghangatkan. Perjalanan kami juga dilengkapi dengan lagu “see beneath your beautiful” yang sudah harus menjadi playlist dalam perjalanan kami dan entah
kenapa berkali-kali kami putar lagu tersebut, kami tetap tidak bosan. Sesekali
pula kami berhenti ketika kami menemukan pemandangan yang sangat menarik dan
mengabadikan setiap Sudah 2 Jam kami
menikmati perjalanan dengan sedikit mengeluh dan bertanya-tanya kapan kita
sampai pada lokasinya. Nah, itu lokasi yang dimaksudkan bukan langsung ke air
terjunnya tapi baru lokasi tempat untuk memarkir mobil. Mungkin karena kami
sudah tidak sabar untuk menikmati air terjun tersebut makanya kami selalu
bertanya-tanya. Selang beberapa menit kemudian, akhirnya kami tiba di lokasi parkir
mobil
Ternyata, ketika tiba di lokasi tempat parkir mobil.
Suasana terasa sunyi dan hanya mobil kami terparkir. Sungguh disana, kami
disungguhi pemandangan yang menakjubkan. Deretan pepehononan yang menjulang
tinggi, beberapa pemandangan gunung yang cantik dan ketika aku berjalan lebih
jauh dari tempat parkir mobil, aku sudah melihat air terjun yang akan kami
datangi saat itu. Aku sendiri sudah tidak sabar untuk melihat air terjun
tersebut. Namun, untuk sampai disana, kami harus melewati jalan setapak,
menyebrangi sungai kecil, dan berjalan selama 2 jam.
Kami mulai berjalan kaki dengan penuh semangat. Pemandangan
yang disajikan membuat kami semakin menikmati setiap langkah yang kami tempuh. Ditengah
perjalanan, dua temanku memilih istirahat sejenak dikarenakan jalanan setapak
yang mulai berubah menjadi cukup terjal dan sedikit menurun, sehingga membuat
mereka kelelahan. Tetapi, aku dan keempat temanku memilih untuk tetap
melanjutkan perjalanan. Semakin jauh kami berjalan, kami lebih dimanjakan lagi
dengan pemandangan dimana pohon-pohon yang menjulang tinggi memberikan kesejukan
bagi kami.
Setelah melewati jalanan yang menurun dan kurang
lebih memakan waktu satu jam. Aku dan teman-temanku memilih beristirahat
sejenak. Dibawah pohon yang rindang dan angin yang membantu mengeringkan
keringku sedikit demi sedikit dan aku juga dapat mengatur nafas yang
tergesah-gesah menjadi normal kembali. Mengumpulkan tenaga untuk memulai perjalanan.
Saat istirahat kami juga menunggu dua teman kami yang ditinggalkan dari tadi
ditengah perjalananan.
Beberapa menit kami istirahat. Kami melanjutkan
perjalanan, namun perjalanan yang dilewati ini semakin terjal. Kami harus
hati-hati melewati jalanan tersebut. Selain terjal, jalanan yang dilewati cukup
licin, sehingga kami harus begitu berhati-hati karena ketika sedikit mengambil
langkah yang salah kami bisa terjatuh. Setelah melewati jalan yang luar biasa,
kami dihadapkan dengan sungai kecil yang harus disebrangi. Sungai itu begitu
jernih dan airnya cukup dingin. Aku dan teman-temanku menyempatkan mencoba
merasakan kejernihan dan kedinginan dengan membasuh muka. Kami juga sedikit
melakukan candaan dengan menyiram satu sama lain. Canda dan tawapun menghiasi
pemandangan saat itu.
Setelah melewati sungai kecil, kami melanjutkan
perjalanan dan semakin jauh, jalanan lebih menantang. Kami harus melewati jalan
yang licin dan sedikit sempit. Tapi, itu membuat kami harus tetap berjalan
lebih semangat. Semakin lama diperjalanan, kami semakin mendengar suara air
terjun yang menjadikan kami lebih bersemangat karena rasa yang sudah tidak
sabar lagi untuk melihat keindahannya. Ditengah perjalanan, kami harus melewati
genangan lumpur tapi kami tidak begitu khwatir karena lumpur yang dilewati
bukanlah lumpur hidup. Ketika kami berhati-hati melewatinya, suara “Plak!”
terdengar. Aku berbalik arah dan ternyata salah satu temanku terjatuh kedalam
genagan lumpur tersebut. Dan saat itu aku dan teman lain secara spontan
terlebih dulu menertawai lalu menolongnya. Temanku yang terjatuh ikut tertawa
dan kami saling menertawakan. Kemudian, setelah menolongnya tiba-tiba sandal temanku
terputus. Dan kembali kami saling tertawa lagi. Pada saat itu kami selalu saling mengejek satu
sama lain. Pada akhirnya, kami kembali melakukan perjalanan. Beberapa menit
berjalan lagi, kami melewati tumbuhan yang begitu beraneka ragam. Saat menikmati
keindahan tumbuhan tersebut, suara gemercik air terjun semakin terdengar. Dan alhasil
setelah berjalan kembali, air terjun sudah terlihat dan saat itu raut wajah
kami mulai kembali bersemangat.
Kesejukan dan keindahan air terjun sudah terlihat
didepan mata. Gemercik air membasahi wajah kami. Rasa dingin dan kesegaran air
mulai kami nikmti bersama. Aku dan temanku melangkahkan kakiku menuju bebatuan
yang lebih dekat dengan air terjun. Kemudian kami berdiri dan berteriak
sepuasnya. Didepan air terjun aku dan teman-temannku melampiaskan semua
kelelahan dan kejenuhan yang kami alami selama ini. Setelah itu, kami tidak
lupa untuk mengabadikan setiap moment kami disini. Perjalanan menuju ke air
terjun memerlukan perjuangan yang tidak tangguh-tangguh, melewati setiap rintangan,
jalanan yang begitu terjal dan sebagainya mengahruskan kami tetap berjalan
dengan penuh semangat untuk sampai pada tempat ini. Yah, begitupun perjalanan hidup.
Setiap perjalanan
dan bahkan itupun untuk liburan aku selalu mengambil hikmah dari setiap langkah
untuk sampai pada tujuan. Mengambil setiap moment dan menjadikannya satu cerita
tambahan lagi dalam hidupku. Ini pertama kalinya aku melakukan perjalanan seperti
ini, liburan sambil berpetualangan dan memerlukan langkah yang lebih dari liburan
sebelumnya mengajarkan aku tentang proses, usaha, dan bersykur. Yah, lewat
liburan ini aku juga bersyukur lewat alam karena atas seizing-Nya, aku dapat
mengunjungi tempat-tempat yang menkajubkan seperti ini.
Setengah jam berlalu menikmati tempat ini. Aku dan
teman-temanku harus meninggalkan tempat ini. Perasaan seperti bahagia,
bersyukur, dan sedih telah bercampur aduk. Tapi, perasaan kelegahan dan
kegembiran lebih mendominasi didalam hati kami. Jejak langkah kaki kami disini
membuat kami akan rindu dengan perjalanan dan air terjun ini. Setelah itu, aku
dan temanku bergegas meninggalkan air terjun dan melewati kembali jalanan yang telah
dilewati sebelumnya. Semoga aku dapat kembali melakukan perjalanan seperti ini
berpetualangan, menikmati setiap langkah, dan dengan siapapun itu yang
mengajakku, aku akan selalu meniyakannya.
Ayo coba di cek ricek lagi bagaimana penulisan di (kata tempat) yang benar. Mungkin menggunakan "aku" sudah cukup efektif menggambarkan dirimu sendiri, dibandingkan menggunakan "aku sendiri".
BalasHapusNurfaisyah
Bagusnya mi blognya Eka :) :D
BalasHapusEka, ini di Toraja kah? Di Enrekang, kampungku, juga punya air terjun dengan nama yang sama, air terjun surambu :) :D
BalasHapus